Salah satu hal yang menarik untuk disimak adalah bagaimana keterkaitan antara dolar AS dengan mata uang lainnya. Bagaimana misalnya, ada mata uang yang justru nilainya lebih tinggi dari dolar seperti euro yang digunakan di seantero Eropa.
Jika ada mata uang yang lebih tinggi dari dolar AS, maka tentu ada pula mata uang yang nilainya lebih rendah. Bahkan, ada mata uang yang nilainya terlampau jauh dari dolar AS. Misalnya, pada mata uang tertentu, nilai 1 dolar AS setara dengan puluhan ribu. Posisi ini yang membuat banyak mata uang disebut sebagai mata uang sampah.
Apa saja mata uang sampah tersebut? Apakah mata uang Indonesia, rupiah, termasuk di dalamnya? Berikut enam mata uang sampah atau paling tidak berharga di dunia seperti yang dikutip dari The Richest, Sabtu (12/12/2014).
1. Rial, Iran
1 US$ = 26.683 rial
Inilai negara dengan mata uang tersampah di dunia: Iran. Negara yang pernah dipimpin oleh Mahmoud Ahadinejadi ini masih mendapatkan sanksi internasional atas program nuklirnya.
2. Dong, Vietnam
1US$ = 21.387 dong
Mata uang negara tetangga Indonesia ini merupakan mata uang paling tidak berharga nomor-2 di dunia.
3. Dobra, Sao Tome
1 US$ = 19.985 dobra
Mungkin Anda bahkan belum mendengar sama sekali nama negara ini. Tempat ini merupakan surga kecil di lepas pantai Afrika. Masih minim infrastruktur, negara ini bertopang pada hasil produksi agraris.
4. Rupiah, Indonesia
1 US$ = Rp. 14.691 *October 2015
Ternyata, mata uang negara kita ini masuk dalam salah satu mata uang sampah di dunia. Menurut The Economist yang dikutip oleh The Richest, masalah Indonesia diantaranya adalah infrastruktur yang buruk, birokratis dan korupsi yang merajalela
5. Rubel, Belarusia
1 US$ = 11.145 rubel
Negara pecahan Uni Sovyet ini mengalami ekonomi yang buruk. Dua tahun lalu, mata uang Belarusia kehilangan 65 persen dari nilainya.
6. KIP, Laos
1 US$ = 8.075 kip
Laos adalah tempat yang sangat pas untuk mencari ketenangan diri, kehidupan masa lalu dan hal-hal tradisional lain. Sektiar 75 persen dari jumlah angkatan kerja negara ini adalah petani.
Sumber : bisnis.liputan6.com
0 komentar:
Post a Comment